Pengembang Pollux Properties Membangun Fase 1 Proyek Habibie Dengan Dana Rp 3 Triliun

Proyek Superblok Pollux Properties

PropertiLaunch.com, Jakarta- Pengembang properti Singapura, Pollux Properties sedang mengembangkan proyek superblok di Batam Center, area kepulauan Riau. Proyek properti tersebut dibangun di atas lahan milik keluarga mantan Presiden B.J. Habibie yang disebut dengan Meisterdadt. Pengembangan kawasan properti tersebut dilakukan oleh Pollux Habibie International (PHI) dengan proporsi saham 51:49 untuk Pollux Properties dan juga untuk keluarga Habibie.

Pekan lalu juga telah ditandatangani kesepakatan kerjasama penunjukkan PP Construction and Investment di rumah mantan Presiden BJ Habibie di Patra Kuningan, Jakarta Selatan sebagai main contractor yang akan membangun tahap pertama proyek properti di kawasan dengan luas 9 ha tersebut. Presiden komisaris PHI, Ilham Habibie mengatakan kontrak pembangunan dengan PP Construction & Investment tersebut adalah mencapai angka Rp 3 triliun.

Fase pertama proyek ini adalah telah berhasil memasarkan dua menara apartemen yang mencakup 1.573 unit hunian plus 113 ruko. Untuk pembangunan tahap pertama oleh PP Construction and Investment akan dimulai pada bulan Oktober 2017 dengan target 16 bulan setelah topping off (tutup atap) dan dua menara pertama siap untuk dihuni akhir tahun 2019.

Kawasan proyek properti Meistertsadt adalah merupakan superblok kawasan properti pertama di Batam yang mencakup delapan menara apartemen, serta area perkantoran, hotel, rumah sakit, pusat pendidikan, mall, tempat hiburan dan juga fasilitas lainnya. Sehingga total ada 11 tower. Pengembang juga mengharapkan proyek ini akan bisa menjadi ikon baru kota Batam yang dapat dilihat di Singapura.

Di kesempatan hal tersebut, Pollux Habibie International juga meneken kegiatan untuk program sosial perusahaan atau CSR (Corporate Sosial Responsibility) di bawah Pollux Habibie Vision.
Kerja sama juga dilakukan bersama dengan penyantun mata Tunanetra Indonesia-Bank Mata Indonesia (PMTI-BMI) klinik mata Dr Hasri Ainun Habibie dan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI).

Comments