PropertiLaunch.com, Jakarta- Pengembang Ristia Group bersiap untuk bisa mengembangkan properti multifungsi, Poris Superblok di kawasan Batu Ceper, Tangerang, Banten. Rencana pengembangan properti tersebut juga sejalan dengan pengembangan stasiun Kereta Api (KA) Batu Ceper sebagai salah satu dari lima transportation hub menuju Bandara International Soekarno-Hatta dan pusat kota Jakarta.
Pengembangan stasiun KA Batu Ceper juga telah mencapai 3,30 persen per bulan Februari 2017 dan ditargetkan akan bisa beroperasi di bulan Agustus 2017. Jika transportation hub tersebut selesai maka perkembangan kawasan Batu Ceper akan lebih cepat. Pergerakan mobilisasi manusia akan lebih aktif dan juga intensif serta tentu saja permintaan akan kawasan hunian dan juga properti lain akan ikut berkembang.
Selain mengandalkan stasiun KA Batu Ceper, pengembang Ristia Group juga melihat adanya katalisator lain yang secara signifikan bisa meningkatkan pertumbuhan kawasan yaitu pembangunan tol Kunciran-Bandara International Soekarno-Hatta. Pembangunan infrastruktur jalan bebas hambatan yang merupakan bagian dari JORR 2 adalah sebagai pendukung kawasan properti ini.
Setelah akses Transjakarta Poris-Plawad-Bundaran Senayan dan Poris Plawad-Pasar Baru yang beroperasi sejak tahun lalu, kawasan Batu Ceper menjadi strategis.
Melihat akan hal tersebut, pengembang Ristia Group merespons dengan pengembangan Poris Superblock. Di atas lahan dengan luas 15 hektar, Poris Superblok akan terdiri dari pusat belanja, perkantoran, apartemen, hotel, sekolah dan juga rumah sakit.
Setelah direalisasikan nanti, proyek tersebut juga akan menjadi portofolio ketiga dari pengembang Ristia Group di kawasan Batu Ceper.
Sementara dua proyek perdana lainnya yaitu adalah perumahan Simprug di Poris dengan luas 30 hektar yaitu dengan jumlah unit rumah mencapai 2.600 unit rumah. Sementara yang terbaru adalah apartemen Poris 88 sebanyak 370 unit.
Sementara untuk di lokasi lainnya, Karawang Timur, pengembang Ristia Group juga akan mengembangakn properti baru melalui CKM City dengan luas 150 hektar. Perumahan bersubsidi skala kota tersebut dihuni 11.600 kepala keluarga.